Persahabatan Lebih Berharga daripada Cinta

3 02 2011

Persahabatan itu juga sebuah bentuk cinta, hanya saja dilengkapi oleh pengertian. Friendship is love, with understanding. Anda tentu pernah dengar bahwa cinta itu buta. Oleh karenanya, cinta bisa menghilangkan objektivitas, menggiring kita untuk berlaku tidak adil, termasuk kepada diri sendiri.

 

Persahabatan juga mirip-mirip sebenarnya. Seorang sahabat sejati, akan membela kita, apapun ceritanya. Tetapi bukan karena persahabatan itu buta seperti cinta. Ia hanya memilih menutup mata. Artinya, pilihan sikap itu dibuat dengan kesadaran.

Kemudian, cinta hampir selalu dicampuri oleh rasa ingin memiliki, bahkan menguasai. Padahal, sebuah hubungan yang sehat, apapun bentuk dan tingkat kedalamannya, seperti sudah sering digambarkan orang, adalah ibarat menggenggam pasir. Jika pasir itu digenggam dengan tangan terbuka, held losely, setiap butirannya akan bertahan di telapak tangan. Begitu kita menggenggamnya kuat-kuat, justru karena tak ingin kehilangan sebutir pun, don’t wanna miss a thing gitu deh, butir demi butir akan “melarikan diri” dari sela jemarimu. Sementara butiran yang terjebak tak bisa meloloskan diri, mulai menebar perih di telapak tanganmu, dan pada akhirnya, tak pilihan lain kecuali melepasnya juga.

Nah, persahabatan, tidak seperti cinta, adalah holding losely itu, genggaman yang memberi ruang. Tetapi kalau ada yang mengganggu, kita tetap meringsek maju membela, lebih ganas dari beruang.

Terakhir, banyak persahabatan berakhir menjadi cinta. Sementara hampir tak pernah terdengar, cinta yang berakhir menjadi persahabatan. Persahabatan yang sungguh-sungguh, tentunya, bukan basa-basi biar jangan terlihat terlalu terluka dalam konferensi pers di depan wartawan infotainment.

Jika demikian, sepertinya tak ada harapan untuk mengangung-agungkan cinta? Tidak juga. Mengapa tidak menjadikan orang yang kau cintai sebagai sahabat terbaikmu: yang kau sayangi dengan pengertian dan pemahaman, yang kau memilih menutup mata, menerima kekurangannya, bukan buta untuk terus memujanya tanpa pernah mau tahu siapa sebenarnya dia, yang kau genggam tangannya dengan genggaman ringan, buah dari kepercayaan dan keinginan untuk memberinya ruang menghirup bahagia, bukannya membuatnya jadi binatang piaraan yang disayang-sayang dalam kandang mewah bertabur kembang, yang sebenarnya hanya membuatnya terlena dlm kesemuan.





Segitiga Cinta

3 02 2011

Cinta Segitiga ini adalah artikel yang sangat bermanfaat, share artikel ini ke teman, sahabat, kerabat, keluarga, dll yaa. Saya mulai dengan beberapa kata artikel di bawah ini :

Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

 

Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi. Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan. Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asing atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Ahli psikologi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.

Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak/isterinya. Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi. Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh? Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu : KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya. Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai “triangular love” atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi: Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.

Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuah keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut “until the death do us apart”.

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuat relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo. Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila)

Intinya adalah jika ingin membuat hubungan menjadi lebih baik tanamkan dalam hati tentang arti commitment yang sebenarnya. Itulah arti cinta yang sebenarnya.

sumber :
ceriwis.us

Terima kasih telah membaca artikel tentang “Cinta Segitiga” di atas semoga bermanfaat untuk anda,





Masyarakat Lombok

29 05 2010

Masyarakat lombok sebagian besar adalah Suku Sasak yang sering disebut juga dengan sebutan Sasak Lebung maupun Sasak Tulen. Suku sasak sangat tidak terkenal di dunia luar jika dibandingkan dengan suku-suku yang lainnya seperti Suku Sunda, Suku Jawa, suku Batak, bahkan Suku Asmat sekalipun yang daerahnya lebih plosok jika dibandingkan dengan pulau Lombok. saya sendiri tidak tahu kenapa demikian.

Saya pribadi sangat prihatin sekali dengan keadaan ini. Oleh karena itu saya bersama kawan-kawan mahasiswa di Malang yang berasal dari lombok bertekat untuk memperkenalkan Lombok pada masyarakat luas jika suku sasak itu ada. Kami merealisasikan tekad kami dengan membuat komunitas Kanak Sasak On IT. Melalui media Teknologi Informasi kami berusaha mempromosikan segala hal yang terkait dengan pulau Lombok dan Suku sasak.

Masyarakat Lombok terkenal sebagai masyarakat yang memiliki watak keras, apa karena namanya “Lombok” yang bersinonim dengan “Cabai”, saya rasa tidak. Munkin orang-orang beranggapan jika masyarakat Lombok itu keras karena seringnya mereka menyaksikan tayangan lewat media informasi tentang seringnya terjadi perang antar kampung di pulau Lombok.

memang benar adanya jika di Lombok sering terjadi peperangan antar kampung. Tapi tidak semua daerah seperti itu. hanya sebagian kecil daerah saja yang sering melakukan hal tersebut. Namun karena ulah mereka itu membuat nama Lombok tercoreng di mata masyarakat luas, seperti sebuah peribahasa mengatakan “Karena nila setitik rusak susu sebelaga”.

Daerah tempat sering terjadi perselisihan itu adalah daerah bagian selatan Lombok seperti Ketare, Penujak, Batu jai, dan beberapa daerah lainnya. Perselisihan itu terjadi karena masalah sepele saja. Biasanya awal permasalahannya diawali oleh Bajang (anak muda lombok). Chauvinisme (paham menggunggulak daerah sendiri) masyarakat masing-masing daerah ini yang tinggi yang membuat cepatnya terjadi peperangan antar kampung. Sampau kapan paham ini akan kalian pertahankan, paham yang hanya mendatangkan kerugian untuk kalian. Yang kalian dapatkan hanya kebanggan, tapi apakah kebanggan itu seimbang dengan kerugiannya, baik itu kerugian harta benda maupun jiwa.

Hilangkan Chauvinisme, bangun bumi lombok dengan menonjolkan hal positif……!!!!!!!!!!!!!!!!